Selasa, Desember 23, 2008

Merry Xmas & Happy New Year

Selengkapnya...

Rabu, Desember 03, 2008

Happy (Belated) Birthday

Selengkapnya...

Sabtu, November 29, 2008

Mengerjakan yang Terbaik untuk Tuhan (Kisah Hidup Friska Widjaja)

Saya dilahirkan pada tgl 20 Agustus 1970 di kota Kediri, Jawa Timur dari papa (Sugeng Prajitno) dan mama (Tutik Prajitno) yang berasal dari Pare, Kediri. Terlahir sebagai anak ke 3 dari 4 bersaudara, saya mempunyai seorang kakak laki-laki (Boentara), kakak perempuan (Dwi) dan adik laki-laki (Basuki).


Saya sangat menikmati masa kanak-kanak dengan banyak waktu bermain dengan anak-anak seusia saya, yaitu tetangga di sekitar rumah saya (dan salah satunya sekarang berjemaat di Abbalove Selatan, Fanny..).


Di usia 5 th, saya mulai masuk sekolah di TK PETRA Kediri. Guru-guru yang sangat menyayangi & mempunyai hati buat anak-anak saya dapatkan di TK ini. Sehingga, sampai hari ini pun saya masih dapat mengingat dengan jelas, saat saya digendong oleh seorang guru dan ditemani bermain ayunan. Sekolah ini terletak di belakang GKI Kediri, lokasi yang kemudian membuat saya berada di sekolah minggu gereja ini.


Kemudian di SD saya kembali bersekolah di SD PETRA Kediri. Di SD ini awalnya (kelas 1 & 2), saya menjadi anak yang penakut, karena sebuah trauma yang saya alami, di mana ada seorang teman yang sangat sering menyakiti saya dengan menusukkan pensilnya ke kaki saya. Kebiasaan dia ini baru berhenti setelah suatu saat kejadian ini diketahui oleh papa & mama saya. Setelah kejadian ini, kelas 3 SD menjadi awal kehidupan saya menjadi seorang anak yang mulai berani. Di kelas 3 SD inilah terjadi perubahan tahun ajaran baru menjadi dimulai di bulan Juli, sehingga saya menjalani 1,5 tahun di kelas 3 SD. Ini sangat membekas di hati saya, karena banyak hal yang saya alami. Inilah awal saya masuk sekolah minggu di gereja, di mana saya boleh berangkat sendiri bersama teman-teman. Di sekolah minggu, saya mempunyai guru-guru yang sangat mencintai anak-anak. Sampai sekali waktu, kami (saya & teman-teman) menangis karena salah seorang guru sekolah minggu kami harus pindah tempat ke Jakarta. Saat itu saya mengalami rasa kahilangan akan seorang guru yang sudah menjadi seperti seorang kakak bagi saya.


Masa di SD adalah masa yang sangat menyenangkan bagi saya. Saya sangat dekat dengan teman-teman & guru. Pengalaman yang tidak pernah saya lupakan adalah saat duduk di kelas 6 SD. Ada seorang teman saya yang mengalami masalah dengan pelajaran di sekolah. Saat itu saya dan beberapa teman berinisiatif mengadakan kelompok belajar bersama. Tiap hari kami berkumpul untuk belajar bersama (walau banyak bercanda rianya juga... hehe..). Saat teman saya ini mendapatkan peningkatan nilai, betapa senang & bangganya kami semua. Ini merupakan pengalaman yang mengawali kesenangan saya dalam berorganisasi.


Selepas SD, saya pun melanjutkan di SMP PETRA Kediri. Di SMP ini saya mulai bergabung di OSIS. Adalah suatu hal yang sangat menyenangkan saat berkumpul dengan teman2 di OSIS, perintisan koperasi sekolah, perpustakaan, majalah dinding, itu hari-hari yang saya lewati di sekolah saya. Tamat dari SMP, saya memutuskan untuk masuk di SMAN 2 KEDIRI yang menjadi sekolah favorit saat itu.


Dan di tahun 1986 inilah saya bertemu dengan Yesus secara pribadi lewat pelayanan seorang dokter di persekutuan yang ada di kota saya. Saya menerima Yesus secara pribadi dengan pengertian yang benar, kemudian terjadi perubahan dalam hidup & fokus saya. Jika dulunya saya sangat senang "berorganisasi", sekarang saya mulai tahu bahwa Tuhan berikan kelebihan ini untuk memenangkan teman-teman saya. Saat kelas 1 SMA, saya & beberapa teman memberanikan diri menghadap kepala sekolah SMAN 2 saat itu, untuk meminta ijin membuka persekutuan doa bagi murid-murid yang beragama Kristen. Persekutuan doa ini lalu menjadi cikal bakal terbentuknya persekutuan doa SMAN 2 Kediri.


Tetapi di saat yang sama, keluarga saya mengalami goncangan ekonomi. Papa & mama saya mengalami kegagalan ekonomi. Ini masa-masa yang sangat sukar bagi keluarga saya. Saat itu kakak saya (2 orang) sudah berkuliah di Salatiga, saya masih di SMA dan adik saya di SMP. Melalui masa-masa ini saya dapat melihat.... ternyata Tuhan menyiapkan pelajaran yang berharga bagi saya saat keluarga saya mengalami guncangan ekonomi ini. Saya belajar tentang IMAN, dari mama saya...


Ada satu pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan. Sekali waktu ada 1 rombongan pelayan Tuhan (yang terdiri dari para mahasiswa dari Jakarta) datang ke kota saya. Mama saya ditawarkan untuk menerima mereka di rumah. Permasalahannya, jumlah mereka 1 bus, bukan jumlah yang sedikit untuk ”menyediakan” makanan bagi mereka. Sedangkan saat itu papa & mama saya sedang tidak ada uang. Dan inilah mujijat dari iman ini sendiri, mama saya bisa menyediakan makanan soto ayam buat mereka semua. Sepulang mereka saya baru mengetahui, ternyata tanpa disangka-sangka ada seorang pelanggan saya datang menjahitkan pakaian dan pelanggan ini membayar dahulu sebelum pesanan selesai. Dari uang inilah mama saya bisa menyediakan makanan bagi rombongan yang datang ke rumah saya (salah satu nya adalah kak BETA ST, yang sekarang menjadi pemimpin jemaat di Abbalove Bali).


Kemudian papa & mama memutuskan untuk mereka berpindah ke Jakarta. Saat itu menjadi masa yang sukar bagi saya, saya & adik yang selama ini sangat dekat dengan keluarga mendadak harus kost untuk melanjutkan sekolah. Ternyata saya tidak pernah kesepian, karena teman-teman saya di persekutuan sekolah selalu menemani bahkan di saat-saat yang sangat sulit. Saya mengalami sebuah keluarga dalam arti yang sesungguhnya lewat teman-teman persekutuan ini.


Pada 1988, saat di kelas 2 semester 2, saya memutuskan untuk pindah sekolah ke SMAK 1 Salatiga, supaya lebih dekat dengan kakak saya. Ini pun awal yang tidak mudah, karena selama di Kediri, sebenarnya saya telah menemukan komunitas yang begitu dekat. Dari awalnya saya selalu pulang ke Kediri untuk berkumpul dengan teman-teman lama, sampai akhirnya saya menemukan komunitas di Salatiga. Di sekolah pun saya mulai mengajak teman-teman untuk mempunyai persekutuan doa. Walaupun ini sekolah Kristen, tetapi ternyata tidak ada waktu khusus untuk murid-muridnya melakukan persekutuan doa. Saya mulai mendapatkan komunitas di PD 56 Salatiga (dinamakan PD 56 karena dilakukan di Toko Roti 56). Saya juga mempunyai beban untuk melayani para pelajar. Salah satu peristiwa yang masih teringat adalah ketika saya & beberapa teman menolong sekelompok murid SMP melalui komunitas olahraga bola basket. Saya sendiri tidak bisa bermain basket, maka yang saya lakukan adalah menemani mereka berlatih. Saya berusaha banyak membimbing mereka melalui waktu-waktu menemani latihan ini, sehingga hidup mereka pun berubah. Awalnya mereka adalah murid-murid yang sangat tidak diperhitungkan di sekolahnya, namun akhirnya mereka berjumpa dengan Yesus secara pribadi & berhasil memenangkan pertandingan bola basket antar SMP se-Salatiga. Inilah awal saya bergabung dengan pelayanan pelajar di Salatiga.


Tahun 1989 sebenarnya saya sempat berkeinginan untuk melanjutkan kuliah di Salatiga, namun karena arahan orang tua agar saya melanjutkan "tradisi" keluarga dengan profesi dokter gigi, saya akhirnya kuliah di Universitas Trisakti, Jakarta, Fakultas Kedokteran Gigi, dari tahun 1989 sampai 1994. Saat di Jakarta inilah saya mengenal Abbalove Ministries, yang waktu itu saya kenal dengan sebutan Speed, melalui rekomendasi seorang kakak pembina dari Salatiga. Kemudian mulailah saya memasuki dunia pelayanan mahasiswa. Dimulai dari Pelayanan Mahasiswa Gabungan, saya tergabung di Rayon 1 dan dipercayakan untuk membina mahasiswa kampus GS-FAME.


Melayani di kampus GS-FAME ini sejak tahun 1990 merupakan masa-masa yang cukup sulit bagi saya. Rasanya saat itu tidak ada hasil dari para mahasiswa yang dibina. Namun setelah sekitar 18 tahun terlewat, saya melihat bahwa apa yang pernah saya lakukan tidaklah sia-sia. Jiwa-jiwa yang dulu saya layani sekarang sudah bertumbuh di gereja lokal mereka masing-masing. Pernah salah satu dari jiwa yang pernah saya layani mendatangi saya di sebuah camp Wanita Bijak di bulan Agustus yang lalu. Dia berkata, "Thank you untuk waktu yang sudah diberikan, thank you untuk hidup yang sudah dibagikan.. Karena kamu, saya ada di tempat ini sekarang." Perkataan ini membuka mata saya, bahwa apapun yang pernah kita lakukan untuk jiwa-jiwa, itu tidak pernah sia-sia. Hidup yang kita bagikan untuk mereka, pasti ada hasilnya.


Dari berbagai pelayanan mahasiswa inilah, Tuhan memberikan seorang pendamping hidup bagi saya. Dulunya dipanggil dengan Ko Seno, atau juga dikenal dengan sebutan Kak Seno.. Tepat tanggal 9 Agustus 1997 kami memasuki ikatan pernikahan. Dan sejak saat inilah, saya men-"submit"-kan diri untuk melayani Tuhan bersama-sama dengan suami. Masa-masa yang sukar bagi saya secara pribadi sebagai seorang istri adalah ketika saya harus memulai sesuatu yang baru, "mengikuti" merintis berbagai pelayanan bersama suami. Namun akhirnya saya menemukan pola kerja Tuhan dalam hidup saya. Ketika saya sudah mendapatkan tempat "nyaman" dalam pelayanan saya, Tuhan akan "pindahkan" saya ke tempat/lingkungan/hal yang baru. Sekarang, Tuhan telah menganugerahkan 3 orang anak dalam keluarga kami: Joshua ("Jeje", lahir 7 Juli 1999), Jeremy ("Niel", lahir 19 Mei 2001) & Jeane (lahir 26 Agustus 2005). Saya rindu agar setiap anak kami ini juga bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan secara pribadi dalam hidupnya.


Di tahun 1997, di bulan Maret, saya bergabung sebagai staf pengabdi di kantor gereja. Waktu itu saya ditempatkan di Departemen Penggembalaan, di Divisi Bimbingan Pra-Nikah (BPN) & Pernikahan. Kemudian setelah melahirkan anak pertama, saya & suami bersepakat agar saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak kami.


Saat ini, selain mendampingi suami menggembalakan jemaat, saya juga melayani di Wanita Bijak. Sejak awal perintisan pelayanan Wanita Bijak di area Barat, lalu juga di Jawa Tengah, khususnya di Semarang, saat ini juga sudah menjangkau Yogyakarta & Solo. Motivasi yang mendasari pelayanan saya di Wanita Bijak adalah kerinduan hati saya. Saat Tuhan mengubah hidup saya dari sisi saya sebagai seorang wanita, saya sungguh rindu untuk membagikan apa yang telah saya alami ini kepada banyak wanita lain.


Apapun juga yang saya kerjakan, saya harus mengerjakan yang terbaik untuk Tuhan.. Inilah yang menjadi motto hidup saya.

Selengkapnya...

Kamis, November 13, 2008

Happy Anniversary

Selengkapnya...